Didasarkan Berdasarkan Kejadian sebenarnya !!!
Semua bermula pada akhir 2014 Saat Kabupaten Simalungun mendapat Formasi CPNS sebanyak 80.
Meski bisa dikatakan buka formasinya terlambat (karena Daerah lain sudah membuka pendaftaran bahkan ada yang sudah tutup pendaftaran) namun Simalungun tetap tepat waktu melaksanakannya.
Meski bisa dikatakan buka formasinya terlambat (karena Daerah lain sudah membuka pendaftaran bahkan ada yang sudah tutup pendaftaran) namun Simalungun tetap tepat waktu melaksanakannya.
Pendaftaran pun dibuka, Sekitar Seribu sembilan ratusan Pendaftar datang ke Kantor BKD kabupaten simalungun yang ada di Pamatangraya untuk mencoba mengadu nasib.
Tak terkecuali dengan seorang Gadis Manis bernama Elsa Renata Saragih.
Dia mengambil Formasi Jurusan Bidan Pelaksana karena Jurusannya memang D3 Kebidanan. Terlihat berusaha melengkapi persyaratannya.
Dia mengambil Formasi Jurusan Bidan Pelaksana karena Jurusannya memang D3 Kebidanan. Terlihat berusaha melengkapi persyaratannya.
Namun yang unik dari gadis itu adalah sikap pantang menyerahnya. Mengapa saya katakan begitu??? Yah...karena saya berani bertanggungjawab mengatakan itu. Bukan karena ada embel embel dibaliknya atau ingin memujinya atau apapun itu.
Mungkin anda yang membaca kisah ini juga akan salut dengan sikap dan jiwa pantang menyerah-nya Gadis yang satu ini. Betapa tidak, hanya untuk mendaftar saja yang bersangkutan yang kerja di Jakarta harus rela bolak balik demi mengurus itu. Tepat saat pendaftaran dibuka yang bersangkutan berangkat dari Jakarta menggunakan pesawat terbang dengan mengorbankan sedikit waktu serta pekerjaannya yang ada di Jakarta. Setelah selesai mendaftar Elsa kembali ke Jakarta dengan menggunakan pesawat terbang untuk meneruskan Pekerjaannya yang disana.
Beberapa minggu kemudian keluarlah Jadwal ujian para Peserta yang ikut melamar CPNS di Simalungun.
Karena informasi yang diterima secara tiba tiba (3 hari sebelum ujian dan kebetulan Namanya ELSA RENATA SARAGIH ujian tepat di hari pertama) maka dengan dana seadanya Elsa pun memesan tiket untuk segera meluncur ke Simalungun karena hanya dalam waktu tiga hari dia harus menjaga kesehatannya dan kebugarannya.
Karena informasi yang diterima secara tiba tiba (3 hari sebelum ujian dan kebetulan Namanya ELSA RENATA SARAGIH ujian tepat di hari pertama) maka dengan dana seadanya Elsa pun memesan tiket untuk segera meluncur ke Simalungun karena hanya dalam waktu tiga hari dia harus menjaga kesehatannya dan kebugarannya.
Tepat di pembukaan Ujian pertama Bupati Simalungun JR.Saragih dan Sekda Simalungun yang juga merangkap sebagai panitia Penerimaan CPNS 2014 Simalungun Gideon Purba serta turut dihadiri Kepala BKD (saat itu) Jamesrin Saragih memberikan kata sambutan.
Yang paling banyak diingat para peserta dan wartawan saat itu adalah saat bupati mengatakan "Jangan percaya kalau ada yang mengaku-ngaku bisa memasukkan PNS itu tidak ada, Tidak perlu bawa bawa Deking", kira kira demikian inti Ucapannya yg berarti Penerimaan CPNS di Simalungun 2014 Bersih dan bebas dari Pungutan.
Yang paling banyak diingat para peserta dan wartawan saat itu adalah saat bupati mengatakan "Jangan percaya kalau ada yang mengaku-ngaku bisa memasukkan PNS itu tidak ada, Tidak perlu bawa bawa Deking", kira kira demikian inti Ucapannya yg berarti Penerimaan CPNS di Simalungun 2014 Bersih dan bebas dari Pungutan.
Ujian Tahap I yaitu Tes Kompetensi Dasar (TKD) pun mulai dilaksanakan, dan setelah selesai ujian, beberapa menit kemudian Elsa R Saragih pun keluar ruangan ujian dengan wajah cemberut. Ternyata dia hanya memperoleh nilai TKD dengan skor 365 Poin. Hasil yang bisa dibilang "Memuaskan" dari 500 Poin. Namun tidak dengannya, Karena apa??? Karena dia menargetkan 400 Poin saat itu.
Walau mendapat nilai 365 Poin, itu belum membuat hati Elsa bisa tenang.
Karena dia takut dia tidak akan lulus melawan Tiga ratusan peserta Formasi Kebidanan. Namun semua optimis kepadanya. Dan setelah selesai ujian, Elsa pun kembali lagi ke Jakarta (Untuk yang kedua kalinya) untuk melanjutkan pekerjaannya yang sudah menumpuk.
Karena dia takut dia tidak akan lulus melawan Tiga ratusan peserta Formasi Kebidanan. Namun semua optimis kepadanya. Dan setelah selesai ujian, Elsa pun kembali lagi ke Jakarta (Untuk yang kedua kalinya) untuk melanjutkan pekerjaannya yang sudah menumpuk.
Waktu demi waktu terus berlalu.
Dan tiba tiba PANSELNAS mengeluarkan peraturan baru bahwa Setiap Daerah yang nilai TKD nya belum keluar dari Panselnas pertanggal 20 November tidak bisa lagi mengadakan Ujian Tahap 2 (TKB) artinya Cukup sampai tahap I.
Dan tiba tiba PANSELNAS mengeluarkan peraturan baru bahwa Setiap Daerah yang nilai TKD nya belum keluar dari Panselnas pertanggal 20 November tidak bisa lagi mengadakan Ujian Tahap 2 (TKB) artinya Cukup sampai tahap I.
Itu berarti Kabupaten Simalungun yang Ujian hari terakhir TKD saja tepat di tanggal 20 November. Sementara peraturan Pusat mewajibkan bahwa tanggal 20 November keatas sudah tidak bisa mengadakan Ujian Tahap II alias TKB. Karena Kab. Simalungun benar benar sudah tidak bisa.
Ini berarti "PELUANG BAGI" Mereka yang pintar tanpa sogokan.
Ini berarti "PELUANG BAGI" Mereka yang pintar tanpa sogokan.
Namun indah saat ini tak seindah saat sebelumnya, Kurang lebih seminggu sebelum pengumuman ada seseorang yang menelpon Elsa Renata Saragih yang Mengaku aku oknum dari Bupati Simalungun JR.Saragih bernama HELEN mengaku ngaku dari BKD (Rekaman Di HP tersedia). Helen tersebut menelpon Elsa Renata Saragih dan Meminta uang Rp.180 Juta agar dimuluskan dan diluluskan serta di Loloskan menjadi salah satu dari 15 orang yang di butuhkan di Formasi kebidanan.
Setelah Elsa Renata Saragih Di telpon akhirnya dia menceritakan kepada penulis untuk menanggapinya, lalu Penulis mencoba menelpon orang yang mengaku ngaku pegawai BKD Simalungun Bernama Helen.
Saat telponan pertama sekitar 1 menit sekian detik yang bersangkutan (Helen) kelihatan Gugup karena Penulis Bertanya kepada nya seperti Gaya wartawan (Introgasi) dan beliau mematikan telpon nya.
Saat telponan pertama sekitar 1 menit sekian detik yang bersangkutan (Helen) kelihatan Gugup karena Penulis Bertanya kepada nya seperti Gaya wartawan (Introgasi) dan beliau mematikan telpon nya.
Lalu saya coba menghubungi kembali, dan kali ini Penulis sedikit agak lembut dan tidak bertele tele, baru akhirnya yang bersangkutan menerima telponan dan mengatakan "kalau gini dari tadi kan enak".
Dipercakapan kedua tersebut yang berlangsung selama kurang lebih 7 menit Helen bercerita Blak blakan soal bobroknya Birokrasi di Simalungun ini.
(Penulis mengaku ngaku abang dari Elsa Renata Saragih (Peserta CPNS Kab.Simalungun)) Disana Helen menceritakan Mulai dari titipan titipan dari DPRD serta orang yang pertama Diprioritaskan dia adalah "Boru Saragih".
(Ada Bukti Rekaman Suara)
(Penulis mengaku ngaku abang dari Elsa Renata Saragih (Peserta CPNS Kab.Simalungun)) Disana Helen menceritakan Mulai dari titipan titipan dari DPRD serta orang yang pertama Diprioritaskan dia adalah "Boru Saragih".
(Ada Bukti Rekaman Suara)
Saya semakin penasaran, lalu saya coba korek korek kembali uang itu disetor kemana?? Lalu Helen menjawab "Kepada Bapak" (Mungkin kata "bapak" yang Diucapkan mengacu kepada Bupati Simalungun).
Lalu di akhir pembicaraan Penulis bertanya Nama yang bersangkutan Dia menjawab kalau ternyata dia Bernama Helen boru Saragih salah satu pegawai di Kantor BKD Pemkab Simalungun. Yang kemungkinan diperintahkan untuk menghubungi para peserta yang berpeluang Lulus PNS.
Persoalannya Bukan masalah uang Namun dibalik karena takut ditipu muncul pemikiran di Benak Elsa Renata Saragih bahwa kalau Bukan kita yang merubah simalungun ini siapa lagi..???
Kalau kita turuti semua permintaan mereka sampai kapan mereka cukup akan uang???
Begitu bangga nya kah mereka yang menang PNS karena menyogok????
Cukup kita jawab di dalam Hati kita masing masing.
Kalau kita turuti semua permintaan mereka sampai kapan mereka cukup akan uang???
Begitu bangga nya kah mereka yang menang PNS karena menyogok????
Cukup kita jawab di dalam Hati kita masing masing.
Sebulan kemudian keluarlah pengumumannya dan Tuhan maha benar menunjukkn kuasanya.
Ternyata ELSA RENATA SARAGIH
Ada di posisi ke Dua dari tigaratusan peserta kebidanan.
Sementara di posisi pertama ada seseorang bernama Desyi Selviani (369 poin) berarti "Hanya" beda 4 poin.
Dipanjatkan puji syukur.
Ternyata ELSA RENATA SARAGIH
Ada di posisi ke Dua dari tigaratusan peserta kebidanan.
Sementara di posisi pertama ada seseorang bernama Desyi Selviani (369 poin) berarti "Hanya" beda 4 poin.
Dipanjatkan puji syukur.
Rasa bahagia menyelimuti semua keluarga dan rasa haru yang mendalam. Bagaimana tidak perjalanan Pulang Pergi Medan-Jakarta selama 2 kali tidak sia sia dan menumbuhkan harapan baru. Yaitu dengan bercokol di peringkat 2 Besar.
Belum lagi pengumuman Panselnas yang menyatakan TKB atau Ujian tahap 2 ditiadakan karena waktu sudah mepet bagi Daerah yang nilai TKD nya belum keluar selambat lambatnya tanggal 20 november. Itu berarti Elsa Renata Saragih dan 14 Temannya (15 Besar TKD) lolos otomatis menjadi pemenang CPNS Kab. simalungun formasi Bidan Pelaksana.
Awal Masalah
Namun terkadang Semua keinginan tak sesuai dengan harapan.
Akhir tahun 2014 tepat di detik detik terakhir Website resmi Kabupaten Simalungun (www.simalungunkab.go.id) mengwluarkan pengumuman bahwa Simalungun kembali mengadakan ujian tahap 2. Banyak yang bertanya tanya ada apa dibalik semua ini ?.
Mengapa panselnas yang membuat peraturan melanggar peraturan mereka sendiri dengan memberikan restu kepada Simalungun untuk melakukan ujian tahap 2 (Kabar di Posmetro Siantar(surat kabar lokal di Pematangsiantar) mengatakan kalau pemkab simalungun meminta permohonan agar di simalungun diadakan ujian tahap 2, yaitu TKB (Tes Kemampuan Bidang) serta wawancara.
Namun terkadang Semua keinginan tak sesuai dengan harapan.
Akhir tahun 2014 tepat di detik detik terakhir Website resmi Kabupaten Simalungun (www.simalungunkab.go.id) mengwluarkan pengumuman bahwa Simalungun kembali mengadakan ujian tahap 2. Banyak yang bertanya tanya ada apa dibalik semua ini ?.
Mengapa panselnas yang membuat peraturan melanggar peraturan mereka sendiri dengan memberikan restu kepada Simalungun untuk melakukan ujian tahap 2 (Kabar di Posmetro Siantar(surat kabar lokal di Pematangsiantar) mengatakan kalau pemkab simalungun meminta permohonan agar di simalungun diadakan ujian tahap 2, yaitu TKB (Tes Kemampuan Bidang) serta wawancara.
Membaca pengumuman itu Elsa Renata Saragih sudah Benar benar Pesimis.
Dia sudah malas mengikutinya.
Dia perpikiran kalau mengikuti itu hanya sia sia karena sia yakin itu hanya formalitas. Karena pemenangnya sudah ditentukan oleh mereka sendiri dan mereka "orang bodoh" yang mau bayar pasti udah pada juara.
"Orang bodoh" tersebut secara tidak langsung telah ikut memelihara Tikus Tikus Busuk yang ada disimalungun ini.
Dia sudah malas mengikutinya.
Dia perpikiran kalau mengikuti itu hanya sia sia karena sia yakin itu hanya formalitas. Karena pemenangnya sudah ditentukan oleh mereka sendiri dan mereka "orang bodoh" yang mau bayar pasti udah pada juara.
"Orang bodoh" tersebut secara tidak langsung telah ikut memelihara Tikus Tikus Busuk yang ada disimalungun ini.
Namun dengan dukungan orang tua dan semua keluarga Elsa Renata Saragih pun "terpaksa" kembali lagi ke Simalungun untuk melaksanakan Ujian tahap 2 TKB+Wawancara. Kali ini penulis yang ikut menemani Elsa ujian tahap terakhir ini. Penulis menjemput Elsa kerumahnya dan sebelum berangkat Orang Tua Elsa sempat bercerita kepada Penulis bahwa "Bukan soal uang yang ditakutkan beliau, tapi soal bagaimana cara memghentikan budaya sogok menyogok??? Kalau tidak dimulai dari satu orang dari berapa orang lagi???" Kata beliau dengan penuh semangat.
Sambil menhisap Rokok nya beliau kembali cerita, "Mengapa lah mereka meminta saat masih mau ujian? Seandainya mereka meminta setelah pengumuman dan nama Si Elsa ini keluar pastilah saya berikan uangnya, saya anggap itu uang Terima kasih. Ini mereka meminta saat anak saya ini belum pasti lulus. Memang simalungun ini Selalu harus uang yang berbicara.
Sambil menhisap Rokok nya beliau kembali cerita, "Mengapa lah mereka meminta saat masih mau ujian? Seandainya mereka meminta setelah pengumuman dan nama Si Elsa ini keluar pastilah saya berikan uangnya, saya anggap itu uang Terima kasih. Ini mereka meminta saat anak saya ini belum pasti lulus. Memang simalungun ini Selalu harus uang yang berbicara.
Setelah orang tua Elsa bercerita kepada Penulis, waktunya berangkat ke Pamatangraya (tempat Ujian).
Setelah sampai disana sebelum jam 8 ternyata disana sudah sangat ramai. Meski sempat molor dari waktu yang dijanjikan (Mulai Pukul 08.00 WIB) namun akhirnya Ujian Tahap 2 TKB+ Wawancara Hari Pertama tetap dilaksanakan.
Setelah sampai disana sebelum jam 8 ternyata disana sudah sangat ramai. Meski sempat molor dari waktu yang dijanjikan (Mulai Pukul 08.00 WIB) namun akhirnya Ujian Tahap 2 TKB+ Wawancara Hari Pertama tetap dilaksanakan.
Selama menunggu Elsa yang sedang ujian penulis bercerita cerita dengan orang tua yang ada disana yang turut menemani anaknya mengikuti ujian.
Bahwa ada yang sudah membayar sampai Rp.300 juta asal anaknya menang PNS. Bahkan saya juga menguping pembicaraan di sebelah saya bahwa pasaran PNS disimalungun berkisar 180-200juta per orang.
Ada juga yang mengatakan ini cuma ujian "Formalitas", karena pemenangnya sudah ditentukan.
Bahkan ada juga yang mengatakan, ini cuma membuat lelah saja, mending pulang daripada melakukan hal yang sia sia.
Namun ada juga yang berpikiran Optimis dengan mengatakan, "saya tetap percaya kekuatan Tuhan. Kalau tuhan berkehendak pasti terjadi, semoga ujian penerimaan CPNS disimalungun lancar dan tanpa ada politik uang".
namun banyak yang mencercanya dengan mengatakan, "Percayalah pak, Di Simalungun itu ADA UANG ADA BARANG".
Bahwa ada yang sudah membayar sampai Rp.300 juta asal anaknya menang PNS. Bahkan saya juga menguping pembicaraan di sebelah saya bahwa pasaran PNS disimalungun berkisar 180-200juta per orang.
Ada juga yang mengatakan ini cuma ujian "Formalitas", karena pemenangnya sudah ditentukan.
Bahkan ada juga yang mengatakan, ini cuma membuat lelah saja, mending pulang daripada melakukan hal yang sia sia.
Namun ada juga yang berpikiran Optimis dengan mengatakan, "saya tetap percaya kekuatan Tuhan. Kalau tuhan berkehendak pasti terjadi, semoga ujian penerimaan CPNS disimalungun lancar dan tanpa ada politik uang".
namun banyak yang mencercanya dengan mengatakan, "Percayalah pak, Di Simalungun itu ADA UANG ADA BARANG".
Penulis hanya bisa terdiam mendengar nya itu. Karena Elsa Renata Saragih sudah mantap dan penuh percaya diri untuk mengikutinya dan belum lagi karena dia masuk 2 Besar maka timbul dorangan dan kepercayaan diri yang tinggi. Sehingga saat diwawancara selama 30 menit dia terdengar Kompak dengan pewawancara (Diruang 8 kebetulan Penulis ada didekat Ruangan itu.
Setelah ujian itu selesai penulis pun berangkat bersama Elsa untuk pulang.
Namun Elsa tidak pulang lagi kejakarta karena alasan menunggu pengumuman. Dan memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dijakarta karena rasa Optimisnya akan menang di Simalungun.
Namun Elsa tidak pulang lagi kejakarta karena alasan menunggu pengumuman. Dan memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dijakarta karena rasa Optimisnya akan menang di Simalungun.
Setelah menunggu selama berbulan bulan akhirnya Website resmi pemkab simalungun mengeluarkan pengumuman hasil kelulusan ujian CPNS 2014 tepat ditanggal 5 Maret 2015.
Setelah melihat dengan deg degan.
nama ELSA RENATA SARAGIH ternyata gak ada.
Itu membuat Elsa terharu sampai sampai menitikkan airmata. Bukankarena sedih. Namun karena kecewa karena TERNYATA DISIMALUNGUN TIDAK DIBUTUHKAN ORANG PINTAR TAPI ORANG BERDUIT.
Setelah melihat dengan deg degan.
nama ELSA RENATA SARAGIH ternyata gak ada.
Itu membuat Elsa terharu sampai sampai menitikkan airmata. Bukankarena sedih. Namun karena kecewa karena TERNYATA DISIMALUNGUN TIDAK DIBUTUHKAN ORANG PINTAR TAPI ORANG BERDUIT.
Bukan hanya Elsa Renata Saragih yang gagal namun Juara 1 umum saat ujian TKD (DESYI SELVIANI) juga tidak LULUS.
Sangat miris sekali.
Sangat miris sekali.
2 Peringkat terbaik Formasi Bidan Pelaksana Di Ujian TKD simalungun (Bisa dikatakan yang lebih pintar diantara peserta lain) Harus tersisih hanya karena uang.
Sangat miris sekali.
Karena Tidak mau membayar akhirnya peringkat 2 Besar dibuang dan digantikan dengan orang lain yang mau membayar.
Karena Tidak mau membayar akhirnya peringkat 2 Besar dibuang dan digantikan dengan orang lain yang mau membayar.
DI SIMALUNGUN ILMU TIDAK DIBUTUHKAN TETAPI UANG YANG PENTING.
Baru saja kita melihat Contoh birokrasi di Kabupaten simalungun.
Bahkan juara dua terbaik pun harus terbuang karena Uang.
Bahkan juara dua terbaik pun harus terbuang karena Uang.
Elsa Renata Saragih cuma bisa bilang:
"Saya kalah bukan berarti saya tidak menang, ya...saya menang dengan TIDAK MENYOGOK walau akhirnya saya kalah. Bukan seperti mereka yang menang sebagai pecundang (yang membayar). Kami orang miskin yang butuh pekerjaan makanya mati matian mengikuti ujian ini, berharap bisa merubah kehidupan keluarga. Namun saat harus membeli "NASIB" dengan UANG. Maka kami tak akan mampu".
"Saya kalah bukan berarti saya tidak menang, ya...saya menang dengan TIDAK MENYOGOK walau akhirnya saya kalah. Bukan seperti mereka yang menang sebagai pecundang (yang membayar). Kami orang miskin yang butuh pekerjaan makanya mati matian mengikuti ujian ini, berharap bisa merubah kehidupan keluarga. Namun saat harus membeli "NASIB" dengan UANG. Maka kami tak akan mampu".
Kasarnya: ORANG IDIOT PUN BISA JADI PNS DISIMALUNGUN ASAL ADA UANG.
SALUT MELIHAT TIKUS TIKUS DISIMALUNGUN INI BESERTA PEMIMPINNYA.
Akhir kata Penulis ingin mengatakan bahwa Saat anda punya ilmu tapi gak punya uang janganlah pernah mencoba ujian CPNS di Simalungun.
Nb:
√Bagi anda yang memiliki kontak saudari Desyi Selviani mohon menginformasikan kepada kami di kolom komentar.
Sangat berguna untuk melakukan sedikit wawancara dan meminta kesaksian yang bersangkutan.
√Bagi anda yang memiliki Kisah serupa seperti kisah diatas dapat mengisahkannya di kolom komentar untuk kita posting.
√Bagi anda yang memiliki kontak saudari Desyi Selviani mohon menginformasikan kepada kami di kolom komentar.
Sangat berguna untuk melakukan sedikit wawancara dan meminta kesaksian yang bersangkutan.
√Bagi anda yang memiliki Kisah serupa seperti kisah diatas dapat mengisahkannya di kolom komentar untuk kita posting.
SALAM
PENULIS
Enz's
Saya baru membaca berita/postingan ini bersamaan dengan laoppran juga terkait tidak diterimanya salah seorang formasi teknis juga. Walaupun saya lulus CPNS di kabupaten Simalungun (Puji Tuhan !!), saya memang miris membandingkan daftar kelulusan dengan daftar nilai TKD karena ternyata lumayan banyak yg juara pertama malah tidak lulus. Memang untuk kalau yang nilainya beda-beda tipis mungkin saja bisa tidak lulus karena mungkin waktu ada tes praktek (Saya tidak tahu apakah guru/bidan/perawat ada tes praktek karena saya tenaga teknis hanya ada wawancara) memang kurang atau bagaimana tetapi klo nilainya jauh memang patut dipertanyakan. Saya juga terkejut karena sampai sekarang daftar nilai TKB pun belum ditampilkan padahal itu kan membantu peserta melihat ada tidaknya transparansi kelulusan ini. Saya mensyukuri kelulusan saya karena saya juga bukan putra daerah tetapi benar-benar ingin merubah pola pikir/sistem yang ada di PNS selama ini. Saya mendukung transparansi oleh Panselnas karena saya juga penasaran melihat hasil kelulusan resmi dari Panselnas.
ReplyDeleteKepada Saudarra Elsa, kalau saat ini mungkin tidak dapat lulus, kami-kami yang lulus bersih tapi ada embel-embel akan tetap meneruskan keinginan hati Saudara. Semoga walaupun sedikit dari kami bisa merubah apa yang selama ini sudah melenceng di lingkungan pemerintahan
sialnya,, saya juga mengalami hal serupa.
Deletesaya melihat ini ada yang tidak beres, antara lain:
1. Surat Menpan RB yang sudah jelas-jelas meniadakan TKB. dan kalau pun boleh dilaksanakan, apa dasarnya?
2. Nilai TKB tidak dipublikasikan.
3. Rumus Nilai akhir ujian CPNS itu seperti apa? sesuai pengumuman LULUS, adalah berdasarkan hasil integrasi nilai TKD dan nilai TKB.
salam
GANDI ALLEN MANIK
salah satu peserta seleksi CPNS Kab. Simalungun
(Rangking 1 Nilai TKD, Formasi Jabatan Analis Sistem Informasi dan Jaringan)
@Anonim: Tolong Sebutkan biodata anda. trims atas dukungan dan kunjungannya. kalo bukan kita...siapa lagi... kalau pun anda menang (puji Tuhan) apakah anda memberikan embel2 atau apalah? mari bergabung bersama untuk memutuskan mata rantai para penghisap masyarakat ini.
ReplyDelete@GandiAllenManik: Jika anda merasa dirugikan juga...mari bergabung bersama elsa...sama sama menuntut ttg transparansi dan integrasi antara tkd tkb=Lulus. sertakan data diri lengkap anda dan contact anda. bersama sama qta mempertanyakannya.
trims all sudah komentar dan berkunjung
Formasi : Analis Prasarana Kota dan Pedesaan
ReplyDeletePeringkat No.2 EVI RITAWATI SITUMORANG dengan TOT 335 harus mengalah oleh Peringkat No.3 RIOKARDO SARAGIH dengan TOT 321
@tommy: berarti hampir sama dengan yang diamami peserta yang diatas.
ReplyDeletetrims kunjungannya
bobroknya mental orang di negara ini, gimana ga korupsi masuk aja harus bayar segitu setelah masuk sibuk korupsi lah untuk mengembalikan uang yg telah dikeluarkan sewaktu test
ReplyDelete@anonim: memang sudah seperti itulah dari dulu...namun kalau pun begitu..mengapa harus hg terbaik yg terbuang?? miris
ReplyDeleteJalan Rusak
ReplyDelete